Sebut saya aneh atau bahkan gila, karena tidak menyukai tas berharga mahal. Sebut saja. Saya sama sekali tidak keberatan. Karena entah kenapa saya memang dibuat gila dengan harga-harga tas mahal yang harga new arrivals-nya sama dengan dua atau bahkan tiga buah sapi berlemak banyak.
Tentu saja saya perempuan tulen. Dan saya suka barang-barang lucu, keren dan tidak pasaran. Dan salah satunya saya suka mengumpulkan tas-tas yang lucu, keren dan tidak pasaran tadi. Tapi entah mengapa saya jadi seperti terjangkit alergi melihat harga tas-tas mahal yang harganya selangit tadi. Saya jadi bergidik dan dibuat panas dingin melihat tag harga mereka, meski hanya di internet saja. Saya langsung bertekad tidak akan memasuki toko mereka. Percaya atau tidak harga tas baru-nya bisa di bandrol 15juta rupiah!! Sebut saya kampungan atau ketinggalan zaman atau bahkan tidak tahu mode. Tapi saya akan tetap menjaga kewarasan saya untuk tidak membeli tas seharga berkarung-karung semen yang bisa digunakan untuk membangun sebuah surau* kecil di kampung terpencil.
Sebenarnya jumlah tas saya juga sudah melampaui batas kewajaran. Suami saya berulang-ulang memberi komen, kalo saya harus berhenti membeli tas. Tapi tetap saja saya membeli tas yang menurut saya lucu dan harganya masih sangat waras dan tentu saja tidak pasaran. Dan percaya atau tidak harga tas paling murah yang saya punya pasti akan membuat para perempuan pemburu tas mahal terpingkal-pingkal. Karena harganya yang amat teramat murah saja.
Saya jadi teringat pembicaraan saya dengan seorang sepupu perempuan saya bertahun-rtahun yang lalu, dan dia cukup fashionable dan tahu mode. Pada saat itu dia baru saja kembali jalan-jalan dari daerah tajur yang terkenal menjual tas-tas replika berharga selangit tadi. Dia baru saja sukses membeli sebuat tas replika bermerk G*ESS yang harganya murah dan menurutnya tidak terlihat titik kepalsuannya. Dan dengan polosnya saya bertanya, apa bedanya dengan yang asli?
dengan ringan dia menjawab, "yang bikin beda itu yang pake, tergantung muka"
Hahaha, saya tertawa sambil berpikir mungkin benar juga. Dengan penampilan yang fasihonable, cantik, wangi, sepupu saya pasti tidak akan disangka memakai tas mahal yang ternyata palsu.
Tapi ternyata tas bermerk G*ESS tadi belum seberapa mahalnya dibanding tas-tas lain yang harganya bisa bikin leher tercekik atau bahkan dahi berjengit. Sebut saja tas L* dan B*RBERRY yang harga new arrivals-nya 15juta tadi!
Sekarang saya sedang tinggal di sebuah negara, atau sebut saja kota yang salah satu merk tas-nya juga terkenal digunakan para perempuan seantero kota. Tas bermerk C*ACH yang sampai saat ini saya belum tertarik membelinya, padahal outlet store-nya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal saya. Katanya harga di outlet-nya kadang bisa hanya $90 saja. Kalau saya lihat di online store-nya harga new arrivals-nya bisa mencapai $700. Dan ternyata tas merek itu belum seberapa dibanding tas-tas berharga 15 jutaan tadi.
Stop! Saya akan berhenti menulis survey kecil-kecilan tentang harga-harga tas yang membuat saya setengah gila tadi. Tiba-tiba saja saya bertanya, apa yang membuat seorang perempuan membeli, atau ingin membeli, atau bahkan hanya menyewa untuk bisa memakai tas-tas berharga mahal tadi? Karena suka? Karena gaya? Karena mahal? Atau karena alasan lain yang saya tidak tahu jawabannya. Ada yang bisa bantu saya?
*surau menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti tempat ibadah ; mesjid ; berukuran kecil
Tentu saja saya perempuan tulen. Dan saya suka barang-barang lucu, keren dan tidak pasaran. Dan salah satunya saya suka mengumpulkan tas-tas yang lucu, keren dan tidak pasaran tadi. Tapi entah mengapa saya jadi seperti terjangkit alergi melihat harga tas-tas mahal yang harganya selangit tadi. Saya jadi bergidik dan dibuat panas dingin melihat tag harga mereka, meski hanya di internet saja. Saya langsung bertekad tidak akan memasuki toko mereka. Percaya atau tidak harga tas baru-nya bisa di bandrol 15juta rupiah!! Sebut saya kampungan atau ketinggalan zaman atau bahkan tidak tahu mode. Tapi saya akan tetap menjaga kewarasan saya untuk tidak membeli tas seharga berkarung-karung semen yang bisa digunakan untuk membangun sebuah surau* kecil di kampung terpencil.
Sebenarnya jumlah tas saya juga sudah melampaui batas kewajaran. Suami saya berulang-ulang memberi komen, kalo saya harus berhenti membeli tas. Tapi tetap saja saya membeli tas yang menurut saya lucu dan harganya masih sangat waras dan tentu saja tidak pasaran. Dan percaya atau tidak harga tas paling murah yang saya punya pasti akan membuat para perempuan pemburu tas mahal terpingkal-pingkal. Karena harganya yang amat teramat murah saja.
Saya jadi teringat pembicaraan saya dengan seorang sepupu perempuan saya bertahun-rtahun yang lalu, dan dia cukup fashionable dan tahu mode. Pada saat itu dia baru saja kembali jalan-jalan dari daerah tajur yang terkenal menjual tas-tas replika berharga selangit tadi. Dia baru saja sukses membeli sebuat tas replika bermerk G*ESS yang harganya murah dan menurutnya tidak terlihat titik kepalsuannya. Dan dengan polosnya saya bertanya, apa bedanya dengan yang asli?
dengan ringan dia menjawab, "yang bikin beda itu yang pake, tergantung muka"
Hahaha, saya tertawa sambil berpikir mungkin benar juga. Dengan penampilan yang fasihonable, cantik, wangi, sepupu saya pasti tidak akan disangka memakai tas mahal yang ternyata palsu.
Tapi ternyata tas bermerk G*ESS tadi belum seberapa mahalnya dibanding tas-tas lain yang harganya bisa bikin leher tercekik atau bahkan dahi berjengit. Sebut saja tas L* dan B*RBERRY yang harga new arrivals-nya 15juta tadi!
Sekarang saya sedang tinggal di sebuah negara, atau sebut saja kota yang salah satu merk tas-nya juga terkenal digunakan para perempuan seantero kota. Tas bermerk C*ACH yang sampai saat ini saya belum tertarik membelinya, padahal outlet store-nya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal saya. Katanya harga di outlet-nya kadang bisa hanya $90 saja. Kalau saya lihat di online store-nya harga new arrivals-nya bisa mencapai $700. Dan ternyata tas merek itu belum seberapa dibanding tas-tas berharga 15 jutaan tadi.
Stop! Saya akan berhenti menulis survey kecil-kecilan tentang harga-harga tas yang membuat saya setengah gila tadi. Tiba-tiba saja saya bertanya, apa yang membuat seorang perempuan membeli, atau ingin membeli, atau bahkan hanya menyewa untuk bisa memakai tas-tas berharga mahal tadi? Karena suka? Karena gaya? Karena mahal? Atau karena alasan lain yang saya tidak tahu jawabannya. Ada yang bisa bantu saya?
*surau menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti tempat ibadah ; mesjid ; berukuran kecil
0 comments:
Post a Comment