Beberapa waktu yang lalu, saya bisa dibilang sibuk, bukan pura-pura sibuk. Saya punya pekarejaan yang menyibukan. Saya bukan pekerja konvensional, saya tidak mau disebut sebagai hard worker, saya ingin menjadi smart worker. Saya sebisa mungkin menghindari lembur, saya tidak mau berada di kantor lebih lama, apalagi hanya untuk terlihat lebih sibuk, lebih berdedikasi atau lebih bertanggungjawab. Saya menghindari itu, bekerja lebih lama berarti ada masalah dengan saya. Tubuh dan otak saya sudah begitu lelahnya 10 jam berjibaku di kantor, mengerjakan hal-hal penting yang diselingi hal-hal yang kurang penting, seperti mengecek email masuk dan browsing internet untuk alasan refreshing. Dan kebiasaan ini sudah berlangsung lama, dari awal mula saya menjadi pegawai hingga sekarang saya tetap menjadi pegawai. Dari saat saya melajang sampai saya beranak pinak. Semoga saya tidak perlu bekerja lembur atau mengerjakan urusan kantor di luar kantor, bahkan di rumah. Semoga.
Tapi mungkin itu tidak penting lagi. Sibuk (atau pura-pura sibuk bagi yang suka melakukannya) menjadi tidak penting lagi. Sesibuk apapun saya pada suatu waktu, ternyata hanya sibuk bagi diri saya sendiri. Orang-orang tidak tahu saya sibuk (karena saya tidak mengumumkannya). Dan yang paling parah, sesibuk apapun saya dan sebagus apapun hasil kesibukan saya, pada akhirnya tidak dihargai dengan semestinya. Bukan dengan uang, karena saya tidak bekerja unuk uang.
Saya saat ini mencoba untuk lebih sabar, karena saya belum mendapatkan apa yang saya butuhkan. Apa yang saya inginkan. Dan saya akan berusaha selalu mengingat untuk apa saya bekerja. Sebanyak apa pencapaian pribadi yang saya dapat dengan bekerja. Saya akan sibuk pada saat merasa perlu. Sibuk yang benar-benar perlu. Sibuk yang saya mau. Karena saya bekerja untuk saya.
sibuk juga tidak penting!
Friday, May 4, 2007
Posted by yusi manfluthy at 12:08 AM
Labels: its my space
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment