Bazaar, bisa digambarkan dengan pasar, keramaian, tempat berjualan. Bisa terjadi dimana saja, kapan saja. Di kampung-kampung, di lapangan olah raga, di jalan-jalan, di pusat perbelanjaan, bahkan di sekolah-sekolah.
Yang terakhir disebut, sepertinya banyak mewabah di sekolah-sekolah favorit (maaf pada sekolah-sekolah yang merasa tidak favorit), dari tingkat TK sampai SMA atau SMU sekarang ini, tapi karena pada saat saya sekolah disebut SMA, maka saya lebih suka menyebut saya sebagai murid SMA, pada zamannya.
Mengingat-ngingat zaman SMA seperti mengingat masa-masa yang tidak akan habis-habis, senang, sedih, susah, belajar dengan rajin hanya saat mau ujian, belajar lebih rajin lagi saat mau UMPTN (haha), bolos sekolah, kecengan abadi yang penuh air mata, jajanan enak di kantin pojok, anak basket yang selalu terlihat lebih cakep dari pada aslinya, dikejar-kejar satpam gara-gara tidak memakai sepatu hitam, hukuman menyiram taman sekolah yang besar sekali gara-gara terlambat datang, nilai merah di raport, memilih ekskul yang seniornya lucu-lucu, menenteng-nenteng mesin tik pada saat pelajaran keterampilan sampai bersusah-susah mencari sponsor pada saat bazaar.
Membicarakan bazaar SMA juga tidak akan ada habis-habisnya. Hebohnya sudah terasa dari bulan-bulan sebelumnya, lucu juga mungkin karena anak-anak SMA memang sudah meledak-ledak pada dasarnya. Setiap kelas sepertinya punya misi untuk membuat kelasnya seheboh mungkin. Menjual kupon-kupon barang dagangan sebelum barangnya sendiri ada. Berlomba-lomba membuat kartu-kartu lucu pada saat menawarkan bunga, sekaligus bergosip siapa mengirimkan bunga untuk siapa.
Sebenarnya pada dasarnya bazaar itu merupakan satu kesatuan dari kehebohan itu sendiri. Memilih tema yang benar-benar tidak biasa (kalau bisa lebih aneh dari yang pernah ada), mencari bintang tamu yang sedang naik daun, begadang berhari-hari untuk mendekor lapangan sekolah menjadi tempat yang benar-benar lain, mencari sponsor dan sumber-sumber uang untuk bazaar, harga tiket yang semakin bertambah mahal tiap tahunnya sampai para murid-murid wanita yang berusaha berdandan manis didepan murid laki-laki yang ternyata semua mengantuk gara-gara mendekor stan-nya semalam suntuk.
Bazaar SMA, mungkin sama dengan bazaar-bazaar lainnya. Isinya orang berjualan dengan segala keramaian didalamnya. Tapi percaya atau tidak, bazaar SMA akan berbeda rasanya bagi setiap orang yang mengalaminya. Sebuah pencapaian yang tidak bisa diukur dengan apapun. Orang-orang yang merasa berhasil setelah melihat stand kelas-nya di dekor dengan konsep yang dia buat, dan akhirnya sekarang dia menjadi seorang designer. Orang-orang yang merasa senang saat pada ahirnya pendapatan yang didapat lebih besar dari pengeluaran, dan sekarang dia menjadi seorang akuntan. Orang-orang yang merasa sukses “manggung” setelah berhari-hari tidur di studio, dan sekarang mereka menjadi band rock terkenal, bahkan orang-orang yang merasa sangat bahagia karena pada akhirnyaberhasil mengirimkan bunga pada kecengannya.
Yap, diluar semua embel-embel kehebohan, dana yang tidak sedikit, pengunjung yang berjubel, bintang tamu yang bikin histeris, halaman sekolah yang menjadi sangat kotor, mengantuk yang tidak hilang-hilang meski telah berhari-hari, bazaar SMA pasti punya catatan sendiri bagi setiap pelakunya, entah itu kegembiraan, keberhasilan, kesedihan, karena pada dasarnya bazaar SMA bisa menciptakan pencapaian pribadi bagi setiap orang, apapun bentuknya.
*terima kasih pada bazaar SMA yang menyebabkan saya membeli baju baru untuk datang kesana, haha*
Bazaar SMA
Monday, October 9, 2006
Posted by yusi manfluthy at 10:57 PM
Labels: its my space
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment